Riki Cahyo Edy

Riki Cahyo Edy

Sebuah Rahasia Kemenangan Besar

25/04/13


Bismillahirrahmannirrahim...

“Kemenangan di alam jiwa adalah kemenangan di alam nyata” 

Sebuah bab di dalam buku Dari Gerakan ke Negara yang ditulis oleh Anis Matta ini mengingatkan kepada yang lupa mengenai makna sebuah kekuatan ruhiyah, meluruskan niatan kita, dan memberikan suntikan semangat kepada jiwa-jiwa yang telah layu. 

Telah di jelaskan bahwa kemenangan pasukan muslimin dalam menghadapi serangan fisik dari kaum Quraisy dalam Peran Badar bertepatan dengan bulan Ramadhan dimana Allah SWT mewajibkan kaum muslimin untuk berpuasa. Di saat kaum muslimin harus menjaga diri dari lapar dan haus, dari luapan emosi yang berlebihan, dan dari segala yang dilarang oleh Allah pada bulan Ramadhan, kaum muslimin mendapatkan ujian peperangan.

Namun disinilah kuncinya, disinlah letak kemenagan besar itu, sebuah kemenangan yang mengguncangkan dunia, sebuah kemenangan yang menunjukkan keberadaan kaum muslimin sebagai sebuah entitas yang kelak menjadi guru peradaban.

Mungkin sebagian besar orang mengatakan bahwa arti pemimpin adalah seseorang yang telah diangakat oleh sekelompok orang/institusi dari diakui oleh khalayak ramai. Namun Rasulullah telah memutar balikkan pernyataan itu dengan menyebutkan tiap-tiap orang adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya.

Arti pemimpin di atas adalah salah satu rekonstruksi pemikiran yang membawa pada kehidupan yang lebih maslahat. Seperti halnya pasukan Badar yang telah berkeyakinan bahwa semua kekuatan berasal dari Allah, sehingga kemenangan akan dicapai apabila kita berada pada suatu titik yang sangat dekat bahkan secara sempurna memenuhi perintah Allah.

Iya, puasa telah menjadi kekuatan yang besar bagi kaum muslimin untuk menghadapi serangan yang dilancarkan oeh kaum Quraisy. Sebelum kaum muslimin bertarung pada medan yang nyata maka sudah terlebih dahulu mereka menang dalam jiwa mereka, menang menghadapi musuh yang membuat rasa gentar dan ragu, menang dalam menghadapi musuh yang sejatinya berasal dari dalam jiwa mereka, dan rasa syukur dalam menjalani ibadah puasa.

Patutnya ini menjadi evaluasi kita bahwa apakah benar kita telah berjalan di atas jalan yang tepat, apakah kita sudah ikhlas beribadah, apakah benar semua yang kita lakukan hanya untuk meraih ridha Allah SWT?

Semoga semangat menjaga ruhiyah kembali menyala kepada jiwa-jiwa yang telah  lelah dengan berbagai aktivitas. Semoga ini menjadi penyegaran, sangat segar dan dapat mengembalikan kita kepada berbagai aktivitas yang bernilai dan bermakna. Karena bisa disebut sebagai seorang muslim yang sukses adalah di tengah aktivitasnya yang padat, amalan ruhiyah mereka tetap terjaga.

Satu lagi, mungkin salah satu renggangnya ukhuwah kita adalah menurunnya kualitas ruhiyah kita. Mari saling mendoakan, selalu ingat saudara-saudara kita ditengah doa yang kita panjatkan. Tiada nikmat yang lebih besar daripada nikmat iman dan islam.