Riki Cahyo Edy

Riki Cahyo Edy

Mereka ke Jepang dan ke Jakarta, Aku ke Bogor

21/08/12

Bismillah Ar-Rahman Ar-Rahim

Begitu lah. Waktu terus berputar, bumi terus bergerak, begitu pun semua ciptaan-Nya. Bergerak. Jatung berdetak, darah mengalir, berkesempatanlah kita. Bagi yang tidak bergerak, diam, mereka tidak akan mendapat pertumbuhan dan perkembangan bahkan cenderung dekat dengan penyakit. Seperti air sungai yang tidak mengalir, kotor, keruh, sumber penyakit.

Mereka para pencari ilmu, suka iri dan cemas apabila seseorang mendapat nilai baik di sekolah, semangat belajarnya tinggi, yang mengancam posisi mereka. Bukan karena terbesit pikiran dan hati yang jelek. Tapi mereka pencari ilmu menjadikannya sebagai bahan evaluasi. Muhasabah. Ya.. mereka mencermati, mereka sadar harus belajar lebih giat lagi. Terkadang mata mereka berkaca-kaca karena melakukan sedikit kesalahan yang membuat nilai ujiannya tidak perfect. Luar biasa, pikirku.

Waktu terus berputar, roda kehidupan pencari ilmu terkadang di bawah tapi juga sering di atas. Jatuh tersandung oleh kerikil kecil dan bangkit lagi karena cita-cita tinggi mereka. Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China, mungkin itu jargon para pencari ilmu tersebut. Para Pencari Ilmu terus bersaing bahkan sampai pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan menemukan pesaing-pesaing baru yang menambah seru kompetisi. Di antara mereka ada yang berguguran, ada pula yang melaju pesat meninggalkan yang lain.

Beberapa orang diantara mereka, pertama, bernama M. Iqbal Rois, sang juara bertahan ranking satu dari kelas 1 SD catur wulan 1 sampai kelas 6 SD semester 2. Hebat. Perfect. Luar biasa. Subhanallah. Sekarang dia mengambil jurusan teknik elektro FT UI, sebuah jurusan yang ketika SMP tidak dia sukai, mungkin tidak bakat, dan dia pun terkejut memilih jurusan tersebut. Namun, sampai sekarang dari up date berita dia punya nilai akademik yang tetap di atas rata-rata. Bukan hanya berkutat pada urusan kuliah tapi dia sudah berbisnis es krim sayurnya yang mulai merajai UI, amin.

Ada lagi, yang kedua, namanya Rizka Fauziah. Rizka ini teman baru ketika aku kelas 3 SD. Seperti pada umumnya, Rizka yang murid baru ketika itu langsung menjadi perbincangan di antara kita-kita sebagai murid yang lebih dahulu menghuni SD tersebut. Bukan hanya karena dia murid baru, tetapi memang dari parasnya menunjukkan sebagai orang yang cerdas, ditambah lagi dia adalah anak yang santun. Rizka sekarang kuliah D3 di Jepang melalui beasiswa Monkugobutso yang diterimanya, setelah sebelumnya dia sempat kuliah kurang lebih satu semester di Biologi UGM. Ini pun tak kalah hebatnya. Subhanallah.

Yang terakhir adalah aku sendiri. Riki Cahyo Edy. Sang dokter kecil. Pembaca geguritan (Puisi Jawa). Pemimpin upacara. Serta menjadi pejabat kelas yaitu bendahara kelas tetap dari kelas satu sampai kelas enam. Juga menjadi saingan berat Sang Juara bertahan dan akhirnya harus digeser oleh Sang Murid Baru. Riki sekarang bukan lah mahasiswa di Fakultas Kedokteran dimanapun. Bukan pula mahasiswa ISI (Institut Seni Indonesia). Juga bukan mahasiswa AKPOL. Riki adalah mahasiswa Ilmu Ekonomi IPB dengan segenap beberapa prestasi yang sempat diukirnya. Harus diakui prestasi-prestasi tersebut tak seberapa jika dibandingkan dengan prestasi dua teman di atas. Namun, prestasi tersebut akan sangat bermakna dan berarti besar bagi seorang yang untuk pertama kali merasakannya (Sebuah kalimat motivasi dari Pak Rahmat Yanuar, Dosen Agribisnis dan Pembimbing ketika menyusun PKM GT). Terima kasih pak. Kalimat tersebut membuat diri ini menjadi seorang yang lebih berarti di mataku, mata orang lain, dan Allah. Seharusnya kalau hidup itu linier, aku pun tidak akan jauh-jauh dari mereka dalam hal prestasi akademik. Tapi Ar-Rahim selalu memberikan cerita manis kepada setiap makhluk-Nya yang berbeda di antara yang satu dengan yang lainnya. Ya.. cerita manis, percayalah.

Waktu terus berputar. Semua bergerak. Berkompetisi dalam kebaikan. Fastabiqul Khoirat. Siapa pun yang lengah maka akan hilang waktunya, hilang masa mudanya dengan sia-sia. Para pencari Ilmu akan terus menjadi Sang Pembelajar sejati. Menggali dan terus berusaha memahami pedoman hidup yang telah diberikan Rabb-nya. Mereka sadar mereka lah yang harus menyesuaikan, telah terbukti dalam sejarah. Sebuah pelajaran lain adalah dalam hal kehidupan kita harus melihat kebawah. Ketika kita naik mobil lihat ke bawah banyak yang bersepada motor, yang bersepada motor lihat lah yang bersepada onthel dan seterusnya. Namun, soal prestasi, tidak ada kompromi, kalau ada orang bisa berprestasi kenapa kita tidak bisa? Kalau kata ibu dulu dengan berkobar-kobar, “Pasti bisa! Kita ini kan sama-sama makan nasi”. Aku pun mengkerutkan dahi, berpikir bahwa ibu tidak memikirkan kondisi anaknya. Tapi beliau benar, aku pun dapatkan poinnya, dapatkan sebuah pelecut semangat. Sampai sekarang.




"Kita melihat diri kita tentang apa yang bisa kita lakukan, sedangkan orang lain 
melihat diri kita tentang apa yang sudah kita lakukan"

Memaksimalkan Pulang Kampung

13/08/12

Bismillah Ar-Rahman Ar-Rahim
Terinspirasi dari materi yang dibawakan ustadz Yusuf Mansur dalam Wisata Hati beberapa hari kemarin tentang Memaksimalkan Pulang Kampung. Intinya apa yang akan kita lakukan ketika pulang kampung nanti. Jadi sebisa mungkin nih bagi kita yang mau mudik jangan hanya berdiam diri di rumah. Entah itu kita mau menkhatamkan Al-Quran, Silahturahim, Merancang Bisnis, maupun mau ngadain kegiatan sosial, dan masih banyak lagi. Masih inget juga saran dari mbak ifa (temen bem tpb dulu) "coba deh mas bicara sama ibu pasti akan banyak yang bisa kita temukan hikmahnya". Karena sekarang cuma (sebenarnya gak boleh bilang "cuma") bisanya bicara sama kakak atau adek jadi hanya diantara mereka saja, tapi karena yang lebih nyambung bicara sama kakak pertama (perempuan) jadi cerita-ceritanya sama kakak pertama.
Ternyata memang benar banyak hal yang aku gak tahu dan banyak sekali hikmah yang bisa diambil. Beberapa diantaranya tentang cerita bujuk rayu ibu biar kakak mau pake jilbab. Ada juga perjuangan kakak memakai jilbab di kantornya yang sempat ditentang salah satu pimpinannya sampai-sampai pimpinannya gak mau melihatnya sampai beberapa bulan tapi karena kakak kerjanya memang bagus akhirnya suasana di kantornya menjadi cair lagi. Tentang hikmah dibalik jatuh bangunnya bisnis kakak yang banyak sekali hikmahnya. Tentang rasa syukurku setelah tahu hikmah dibalik tidak diterima di SMA favorit dulu. Cerita berbagai kejadian di saat ayah ibu dulu sakit. Dan masih banyak lagi. Memang benar coba kalau teman-teman yang lagi mudik ni.. nanti coba ajak bicara khususnya dengan ibu ntar pasti banyak yang kita ketahi dan ambil hikmahnya. Terkadang kita memang terlalu cepat mengambil kesimpulan dari setiap tindakan saudara kita padahal kita belum tahu betul, maka ajak bicara lah mereka karena kita saudara. Di bulan Ramadhan, ini Moment yang pas!
Bagi aku sendiri agenda mengkhatamkan Al-Quran menjadi agenda wajib, selanjutnya merajut kembali tali silaturahim dengan teman maupun tetangga (yang ini memang kurang maksimal), selain itu mau belajar masak. Targetnya mau belajar buat nasi goreng, sayur kangkung, sama capcay. Laki-laki saja mau belajar masak, apa salahnya? Yang jadi masalah adalah buat perempuan karena semakin banyak aja pekerjaan perempuan yang diambil laki-laki. Iya kan? Ayo belajar masak!


Islam is A Comprehensive and Universal Way of Life


Assalamualaykum wr. Wb.
Alhamdulillah masih diberikan kesehatan dan kita tahu bahwa kesehatan adalah nikmat yang paling besar di dunia, nikmat sehat.
                Pada kesempatan kali ini saya ingin belajar sekaligus sharing tentang Bank Syariah. Tentu kita semua tahu pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia sedang tumbuh pesat. Seperti yang disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah dalam The 2AND Bank Indonesia International Seminar on Islamic Banking bahwa dalam 5 tahun terakhir rata-rata pertumbuhan perbankan syariah mencapai 40,2% melampaui perbankan konvensional sekitar 16,7% per tahun (www.bisnis.com, 13 agustus 2012). Namun, agar tuisan ini tidak terlalu panjang maka akan lebih baik saya posting secara bertahap, insyaallah.
                Pada bagian pertama ini akan kembali ditegaskan bahwa Islam adalah suatu system hidup yang lengkap dan universal (a comprehensive and universal way of life). Islam sebagai suatu sistem yang lengkap dan universal maka kehidupan ekonomi dan bisnis pun diatur di dalamnya. Allah menegaskan dalam surat al-Baqarah ayat 185, yang artinya :

                “….Apakah kalian beriman kepada sebagian Alkitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi yang berbuat demikian daripada kalian, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang amat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kalian perbuat.”

                Ayat tersebut mengingatkan selama kita menerapkan Islam secara parsial, kita akan mengalami keterpurukan duniawi dan kerugian ukhrawi. Sehingga Islam seharusnya tidak hanya diterapkan dalam bentuk ritualisme ibadah, diingat pada saat kelahiran bayi, ijab Kabul, dan penguburan mayat, tetapi juga diterapkan dalam dunia perbankan, asuransi, ekspor impor, dan lain sebagainya.
                Syariah yang dibawa Rasul terakhir mempunyai sifat komprehensif dan universal, sifat unik ini diperlukan sebab tidak akan ada syariah lain yang datang menyempurnakan. Komprehensif berarti merangkum seluruh aspek kehidupan baik ibadah (ritual) maupun muamalah (sosial). Universal berarti syariah islam dapat diterapkan kapanpun dan dimanapun sampai Hari Akhir nanti. Universalitas ini terutama terlihat dalam bidang muamalah yang tidak membeda-bedakan muslim dan non muslim. Seperti dalam suatu ungkapan yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali :

“Dalam bidang muamalah, kewajiban mereka adalah kewajiban kita dan hak mereka adalah hak kita.”

                Semoga tulisan ini bermanfaat, kurang lebihnya mohon maaf. Sampai ketemu di postingan selanjutnya, insyaallah.

Referensi : Buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik

Retorika Aksi

03/08/12


Bismillah Ar-Rahman Ar-Rahim..

Mungkin beberapa mahasiswa beranggapan bahwa aksi sudah tidak relevan lagi dengan zaman. Katanya sekarang adalah zamannya buat berkarya, beprestasi lewat lomba-lomba ilmiah, exchange ke luar negeri, dll. Katanya aksi bikin susah banyak orang, kemacetan yang ditimbulkan, apalagi kalau sampai ada bentrokan dengan aparat penegak hukum. Katanya aksi lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya.
Kalau ditanyakan kepada aktivis yang sering atau pernah ikut aksi, mereka mengatakan aksi itu penting dan perlu tapi sebagai jalan terakhir. Mereka juga mengatakan bahwa sesungguhnya siapapun pada dasarnya tidak menghendaki adanya aksi, aksi itu capek, berpanas-panasan, teriak-teriak, korban waktu harta dan bahkan mungkin jiwa. Untuk siapa? Mereka yang ikut aksi? Bukan! Jelas bukan, apalagi mahasiswa, mereka hanya ingin dengan keteguhan prinsipnya, idealismenya, ilmu yang terbatas, dan  mengandalkan hati nuraninya untuk memperjuangkan apa mereka pikir para mahasiswa yang tidak sesuai dengan tatanan normatif. Salahkah?
Toh.. aksi juga tidak setiap hari mereka lakukan, mereka juga seperti mahasiswa yang lain, belajar menimba ilmu adalah tugas nomor satu mereka.
# Tragedi Pembantaian Muslim Rohinya.
Beberapa hari terakhir aktivitas mahasiswa di jalanan mulai menggeliat. Menggeliat karena merasa kepanasan dengan berbagai peristiwa, isu, dan wacana yang sedang mengemuka. Beberapa peristiwa yang membuat mereka merapatkan barisan kembali adalah peristiwa pembantaian muslim Rohingya di Myanmar. Di negara pejuang HAM Suu Kyi yang mendapat nobel perdamaian itu, tragedi tersebut bisa terjadi, bahkan terkesan ditutup-tutupi, dan sekarang publik dunia menantikan teriakkan lantang dari aktivis tersebut seperti saat memperjuangkan demokrasi di negara anggota ASEAN tersebut yang tak kunjung terdengar. Apalagi Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah ketua ASEAN. Tak pelak mahasiswa pun hari ini (jumat, 3/8/12) turun ke jalan menyuarakan bahwa ini adalah tanggung jawab bersama seluruh manusia yang saudaranya sedang merasakan ketidakadilan sosial. Ini pun bukan masalah keagamaan, karena tak ada ajaran agama manapun yang mengajarkan kekerasan kepada pemeluk agama lain. Di tempat lain, hari ini (jumat, 3/8/12) organisasi gerakan mahasiswa KAMMI Daerah bogor bergerak menuju Tugu Kujang untuk melakukan aksi simpatik berupa penggalangan dana untuk membantu muslim Rohingya dari segi financial.
# Save Pemilihan Rektor IPB
Tak kalah semangatnya hari ini di depan Kantor MWA IPB dibawah koordinator BEM KM IPB melakukan aksi damai terkait mekanisme pemilihan Rektor yang haruslah terbuka dan melibatkan unsur mahasiswa. Ini penting karena mahasiswa lah yang akan merasakan kinerja dari hasil pemilihan Rektor yang akan dilaksanakan di bulan November 2012. Lagi-lagi ini adalah jalan terakhir, setelah sebelumnya mahasiswa IPB melakukan berbagai upaya diplomasi. Output-nya adalah hasil pleno yang dilakukan MWA IPB dengan voting 10:7 berkesimpulan ada PEMIRA Rektor dan mahasiswa dilibatkan.
Itulah sedikit upaya dari mahasiswa yang memilih turut serta berjuang di jalanan yang terkadang menjadi bulan-bulannan berbagai komentator, di kambing hitam kan atas macetnya lalu lintas, dituduh tidak berkarya. Padahal itulah karya nyata mereka, telah jelas riil secara kasat mata. Tak perlu menunggu hasil penelitian selesai, karya tulis ilmiah dipublikasikan media cetak maupun elektronik, atau menanti datangnya Pekan Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis kembali digelar. Jelas itu sebuah karya nyata mereka yang mengajak bergerak, membuka mata, dan hati untuk bersama-sama dalam kebaikkan sekaligus mencegah suatu ketidakadilan.
Semoga tulisan ini bermanfaat.

“Kalau mampu lawan dan cegahlah ketidakadilan, atau kalau tak mampu lebih baik banyak-banyaklah berbuat kebaikkan, kalau tak mampu keduanya jangan cegah lah orang untuk melakukan suatu kebaikkan”

DOA

01/08/12

Ya Allah.. Kalau keinginan hamba-Mu ini baik
Maka, dekatkanlah dan mudahkalah jalan untuk mencapainya
Namun, Jikalau hal ini buruk, maka.. Jauhkanlah
dan tujukkanlah jalan-Mu yang lurus
Sesungguhnya Engkau adalah Yang Maha Mengetahui
lagi Pemberi Yang Terbaik.
Amin