Riki Cahyo Edy

Riki Cahyo Edy

Menikmati Peran (2)

30/11/13



Kita kembali membicarakan bagaimana pentingnya menikmati peran. Kali ini saya mau share tentang motif-motif seseorang melakukan pekerjaan, entah itu di sebuah organisasi, tempat kerja, dll. Hal ini saya ketahui ketika datang ke acara MK Klasikal dari KAMMI IPB dengan pembicara ka Eko, beliau adalah trainer dari ULTRASEMANGAT Motivation.
Ada tiga motif orang menjalankan pekerjaan :
1.   1.     Job
Yaitu orang yang melakukan pekerjaan karena hal itu dipandang hanya sebagai tugasnya yag harus diselesaikan. Orang-orang yang termasuk dalam kriteria ini tentunya akan sangat bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan pekerjaannya, namun dengan ciri-ciri utamanya bahwa mereka akan merasa sangat bahagia setelah mereka selesai melakukan pekerjaan yang menjadi tugasnya tersebut. Perasaan yang bahagia itu timbul karena merasa tugasnya itu adalah sebuah beban yang membebani pundaknya, oleh karenanya semakin cepat pekerjaan itu selesai itu tanda bahwa mereka akan terlepas dari belenggu yang membebani dan itu adalah kabar baik bagi mereka.
2.     2.   Career
Yaitu orang yang melakukan sebuah pekerjaan karena ada target-target tertentu yang ingin dicapai. Tentunya orang yang berada pada kategori ini adalah mereka yang setingkat lebih baik dari motif yang pertama. Contoh dari kategori ini  misalnya mereka yang mengikuti suatu organisasi karena ingin mengasah kemampuan komunikasi di depan publik, ingin menambah jaringan, mendapatkan sertifikat organisasi, dll. Motif yang kedua ini tidak ada salahnya jika banyak orang melakukannya. Bahkan banyak training misalnya tentang bagaimana mempersiapkan diri pasca kampus ataupun yang lainnya banyak mengajarkan hal ini. Motif carrier itu berada pada level midle dari yang saya share disini. Tapi bagaimanakah jika tujuan atau target-target itu telah tercapai? Misalnya seseorang yang aktif dalam suatu organsasi dengan motif carrier dan di tahun pertamanya masih pada level bawah, kemudian beberapa tahun kemudian dia menjadi pimpinan tertinggi di organisasi tersebut, lalu apakah yang mendatangkan semangat ketika dia menjalani aktivitas sebagai pimpinan karena tujuannya telah tercapai, telah usai. Begitupun pada dunia kerja yang mungkin dialami oleh seorang direktur utama.
3.  3.      Calling
Sebenarnya saya juga sulit untuk mendefinisikan, atau mencoba memahami makna dari training yang saya ikuti saat itu. Calling atau disebut sebagai panggilan jiwa, merupakan motif pada level tertinggi dari seseorang yang melakukan suatu pekerjaan. Motif ini biasanya dimiliki orang yang telah berada pada level tertinggi dari pekerjaannya. Bahkan, mereka yang ada pada kategori ini mungkin akan sulit menjelaskan mengapa mereka tetap melakukan pekerjaan itu karena ini adalah sebuah panggilan jiwa. Ciri utamanya adalah mereka tidak akan berhenti bekerja walaupun pekerjaannya telah usai, mereka akan terus menggali menggali dan menggali apa yang bisa dilakukan. Kalau saya menyebutnya motif calling ini adalah sebuah panggilan jiwa yang memang datangnya dari Dzat yang tertinggi, dari rasa keinginan untuk mengabdi kepada-Nya, dari sebuah implementasi tugas kekhalifahan.

Di posisi manakah kita berada?
Ketika mereka yang menjalankan sebuah amanah yang sebetulnya dapat mendatangkan kemuliaan padanya, namun rasa tidak nyaman karena amanah itu tidak sesuai yang mereka inginkan maka semula seharusnya dengan amanah itu bisa membuatnya berada pada level midle (carrier) atau bahkan berada pada top level (calling) menjadikannya turun pada level terendah yaitu just job , hanya sebuah pekerjaan biasa yang tidak mendatangkan output.

Di sebuah Kereta Jogja-Jakarta,
Jumat, 29 November 2013
Pk. 21.33 WIB