Riki Cahyo Edy

Riki Cahyo Edy

26 Desember dan IPB

25/12/12

Bulan Desember dalam hitungan masehi merupakan bulan penutup atau terakhir tapi tidak untuk kehidupanku. Di bulan ini saya dilahirkan oleh seorang ibunda yang sungguh luar biasa dan dari seorang ayah yang keras lagi penyayang. Tepat 5 hari sebelum tutup tahun, di hari kamis dini hari saya dilahirkan. Kelahiranku pertanda jihad seorang ibu yang mempertaruhkan nyawanya demi seorang anak yang dikandungnya. Padahal sang ibu pun tidak tahu apakah anak ini akan menjadi anak yang sholeh yang akan mendoakannya kelak? anak yang berguna bagi bangsa dan negara, serta agama? Ibu tidak tahu. Beliau hanya tahu ada harapan besar terhadap anak ketiganya ini.

Bertahun-tahun hidup hanya menjalani rutinitas baik dalam hal akademik maupun non akademik, belajar dan bermain, di sekolah maupun di rumah, berbuat baik maupun berbuat kenakalan. Sampai waktu terus menuntun kemana saya pergi dan berada, dengan kondisi bagaimana, dan dengan siapa. Satu hal yang sangat saya syukuri adalah kepekaan. Dengan kepekaan itu merupakan modal dari proses pembelajaran.

Tak terasa umur sudah berjalan 21 tahun. Ada cerita baru bahwa selama lebih dari 2 tahun saya sudah hidup di luar kampung halaman karena saya memilih untuk sekolah di IPB. Selama 2 tahun lebih pula saya banyak melakukan hal-hal yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya, bahkan rasanya jaman dulu tidak pernah ada orang yang membanyangkan saya melakukan banyak hal seperti ini termasuk diri saya. Tapi Takdir memang berhendak lain. IPB memang berbeda. Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk diri saya. Semoga, jikalau masih banyak waktu yang diberikan, saya masih ingin melakukan banyak hal. Amin :)

Salah Nulis Tanggal

15/12/12



Tidak ada yang terjadi secara kebetulan.

Tiba-tiba dalam suatu perjalanan ke negeri seberang teringat tentang cita-cita satu tahun yang lalu. Saat itu bulan desember saya dan teman-teman mencoba menulis suatu paper. Namun, karena kesibukan dan mepetnya deadline akhirnya kami tidak mampu menyelesaikannya. Cita-cita itu masih ada dan sempat juga saya ceritakan kepada salah satu teman yang berhasil berangkat. Saya katakan, "Insyaallah saya tahun depan, doakan ya, jgn lupa oleh-oleh". Seiring waktu mimpi itu saya lupakan dan memang terlupakan. Namun, tahun ini ketika di dalam kereta menuju negara tetangga, tiba-tiba ingatan itu kembali muncul. Subhanaallah. Tidak ada yang terjadi secara kebetulan.

Sebelumnya lagi. Sebelum keberangkatan. Sejujurnya saya sedikit kecewa karena tidak bisa berangkat bersama teman-teman yang lain. Sebabnya adalah saya telat membeli tiket sehingga jadwal keberangkatannya mundur satu hari. Benar-benar kecewa. Namun, malam hari sebelum berangkat, tak sengaja lagi saya melihat jadwal aktifitas saya di time organizer. Disana tertulis, "Insyaallah kamis berangkat", yang artinya hari kamis memang lebih lama satu hari dari keberangkatan temen-temen di hari rabu. Melihat tulisan itu saya akhirnya ingin tertawa saja :D .

Tidak ada yang terjadi secara kebetulan..
Mimpi dan cita-cita adalah awal pijakan kita,..
Doa adalah penguat keyakinan kita..
Tindakan adalah bukti keseriusan kita..

Percaya Orang Indonesia

18/11/12


Alhamdulillah berkat kuasa Allah tahun lalu saya diberikan kesempatan datang ke negeri lain. Ada beberapa membuat saya kaget (mungkin baru sekali itu ya keluar negeri, hehe..), salah satu ketika saya dan temen-temen pergi ke sebuah stasiun kereta. Pertama karena tidak ada yang melayani pembelian tiket, karena pembelian tiket melalui sebuah mesin seperti ATM. Kedua, karena ketika akan masuk ke dalam kereta tidak ada petugas yang menjaganya. Jadi kita tinggal menggesek kartunya, kemudian pintu pembatas yang tingginya tidak seberapa terbuka. Sambil terheran-heran, saya  kemudian membayangkan negara saya Indonesia dan timbul pertanyaan, "apa yang kemudian terjadi apabila stasiun di Indonesia seperti ini dan tidak ada penjaganya?". Logika saya pun menjawab, kalau seperti ini orang Indonesia bisa loncat tuh dan gak perlu bayar.

Maaf kepada Indonesia, saya tidak bermaksud mejelekkan negara sendiri. Namun, kita harus mengambil pelajaran dari sini. Bahwa kita semua harus menjaga integritas, salah satunya jujur dan amanah sangat penting. Bukti yang nyata adalah banyaknya pejabat yang tidak amanah dan menggunakan uang rakyat secara tidak jujur (baca: korupsi). Ada juga kasus mafia Ujian Akhir Nasional (UAN), dimana ada sekelompok oknum yang menawarkan jasa untuk memberikan jawaban UAN, untuk yang satu ini saya mendapatkan beritanya dari guru saya SMP, dan beliau pun pernah ditawari untuk bergabung dan alhamdulillah beliau tidak mau.

Maaf kepada Indonesia, saya tidak bermaksud menjelekkan negara sendiri. Namun kita harus mengambil pelajaran dari sini. Adab adalah sesuatu yang dilupakan di negeri ini. Kita bisa mengibaratkan bahwa jika menggunakan adab maka nilainya 1, kemudian ilmu mempunyai nilai 0. Apabila kita mencari ilmu dan menggunakan adab yang baik maka kita memunyai nilai 10. Kemudian apabila kita mempunyai ilmu yang tinggi, misalkan parameternya adalah nilai ujian kita 100, namun bisa kita peroleh dengan mencontek maka angka 1 akan hilang dan hanya tinggal angka nolnya saja. Artinya nilai kita nol.

Masih teringat ketika saya mengikuti ujian filosofi ekonomi syariah. Di atas kertas ujian tertera tulisan yang dicetak tebal, "Mencontek adalah tindakan pelanggaran syariah berat dan akan diberikan nilai nol pada hasil ujiannya". Ya seperti itulah, adab memang sangat penting. Sebaik-baiknya pekerjaan adalah yang membuat kita menjadi lebih dekat kepada Sang Pencipta.

Sebagai pemuda saya sangat optimis bahwa Indonesia kelak menjadi contoh suatu peradaban dunia. Semoga ini bisa menjadi pelajaran khususnya buat saya dan buat temen-temen pembaca.

"Banyaknya Demo Buruh Meminta Kenaikan Upah dan Penghapusan Outsourcing"

01/11/12


Tenaga kerja memang faktor produksi yang istimewa. Istimewa karena faktor ini merupakan ciptaan Allah SWT. Permintaan tenaga kerja merupakan turunan dari banyaknya jumlah output yang diminta oleh konsumen. Semakin banyak permintaan produk semakin banyak juga tenaga kerja yang diminta - khususnya dalam jangka pendek. Menurut saya, Pengusaha dan Tenaga kerja adalah sebuah tim yang secara bersama-sama membangun perusahaan. Tapi kini dengan adanya sistem outsourcing hubungan itu seakan-akan sudah hilang. Kini yang ada adalah hubungan antara pemilik modal dengan alat produksi dimana posisi manusia setara dengan mesin-mesin produksi. Jikalau seperti itu pasti tidak ada ketentraman di masing-masing pihak.
Mengenai kenaikan upah/UMR ternyata penentuan ini sangat rumit karena ada 40an lebih variabel yang dimasukkan-studi kasus penentuan UMR Kabupaten Bogor (Info dari dosen). Pihak pengusaha dan perwakilan serikat pekerja sama-sama ingin memaksimumkan keuntungan, sulit menentukan dimana titik keseimbangannya. Dalam ekonomi syariah semua pelaku ekonomi mempunyai keinginan untuk memaksimumkan maslahah (halal dan berkah), tujuannya adalah untuk mencapai falah (bahagia dunia-akhirat). Semoga konsep dasar ini menjadi fondasi dalam menentukan tingkat UMR karena (dalam teori) jikalau upah terlalu tinggi bagi perusahaan maka perusahaan akan mengurangi tenaga kerjanya dan jika terlalu rendah maka kesejahteraan tenaga kerja tidak terpenuhi dan ini berisiko kepada kemungkinan kinerja mereka tidak maksimal.

by Riki Cahyo Edy

Mau Jadi Dokter??????

25/10/12




Sudah tinggi kah cita-cita kita?
Atau sudahkah kita mempunyai cita-cita?
Karena cita-cita adalah harapan dan harapan itu adalah doa.
Cita-cita kita menjadi visi kita dan visi itu tujuan kita.
Yang menggerakkan tubuh, hati, dan pikiran kita.
Yang menentukan cara-cara bagaimana bisa kita meraihnya.
Terkadang kita lelah, cemas, dan tak istiqamah.
Kita mudah putus asa.
Tapi silahkan cek lagi cita-cita kita.
Apakah terlalu tinggi? Sehingga tidak rasional untuk kita.
Ataukah terlalu standart? sehingga kurang menyemangati.
Setidaknya milikilah cita-cita itu.
Niatkan dan kita mendapatkan bonus satu pahala karena niat kita.
Sungguh Dia Maha Pemurah
Lihatlah burung yang terbang itu...
Burung itu bisa terbang karena tahu bagaimana dia menggunakan sayapnya.
Lihatlah kamu.., kamu diciptakan sebagai makhluk terbaik
Punya banyak potensi
Tidak mungkin Allah salah pilih
Dan kita harus tahu bagaimana menggunakan potensi kita
Apa potensi kita?
Tanyakan kepada Yang Maha Mengetahui.


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (QS. At-Tin :4-6)

Mereka ke Jepang dan ke Jakarta, Aku ke Bogor

21/08/12

Bismillah Ar-Rahman Ar-Rahim

Begitu lah. Waktu terus berputar, bumi terus bergerak, begitu pun semua ciptaan-Nya. Bergerak. Jatung berdetak, darah mengalir, berkesempatanlah kita. Bagi yang tidak bergerak, diam, mereka tidak akan mendapat pertumbuhan dan perkembangan bahkan cenderung dekat dengan penyakit. Seperti air sungai yang tidak mengalir, kotor, keruh, sumber penyakit.

Mereka para pencari ilmu, suka iri dan cemas apabila seseorang mendapat nilai baik di sekolah, semangat belajarnya tinggi, yang mengancam posisi mereka. Bukan karena terbesit pikiran dan hati yang jelek. Tapi mereka pencari ilmu menjadikannya sebagai bahan evaluasi. Muhasabah. Ya.. mereka mencermati, mereka sadar harus belajar lebih giat lagi. Terkadang mata mereka berkaca-kaca karena melakukan sedikit kesalahan yang membuat nilai ujiannya tidak perfect. Luar biasa, pikirku.

Waktu terus berputar, roda kehidupan pencari ilmu terkadang di bawah tapi juga sering di atas. Jatuh tersandung oleh kerikil kecil dan bangkit lagi karena cita-cita tinggi mereka. Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China, mungkin itu jargon para pencari ilmu tersebut. Para Pencari Ilmu terus bersaing bahkan sampai pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan menemukan pesaing-pesaing baru yang menambah seru kompetisi. Di antara mereka ada yang berguguran, ada pula yang melaju pesat meninggalkan yang lain.

Beberapa orang diantara mereka, pertama, bernama M. Iqbal Rois, sang juara bertahan ranking satu dari kelas 1 SD catur wulan 1 sampai kelas 6 SD semester 2. Hebat. Perfect. Luar biasa. Subhanallah. Sekarang dia mengambil jurusan teknik elektro FT UI, sebuah jurusan yang ketika SMP tidak dia sukai, mungkin tidak bakat, dan dia pun terkejut memilih jurusan tersebut. Namun, sampai sekarang dari up date berita dia punya nilai akademik yang tetap di atas rata-rata. Bukan hanya berkutat pada urusan kuliah tapi dia sudah berbisnis es krim sayurnya yang mulai merajai UI, amin.

Ada lagi, yang kedua, namanya Rizka Fauziah. Rizka ini teman baru ketika aku kelas 3 SD. Seperti pada umumnya, Rizka yang murid baru ketika itu langsung menjadi perbincangan di antara kita-kita sebagai murid yang lebih dahulu menghuni SD tersebut. Bukan hanya karena dia murid baru, tetapi memang dari parasnya menunjukkan sebagai orang yang cerdas, ditambah lagi dia adalah anak yang santun. Rizka sekarang kuliah D3 di Jepang melalui beasiswa Monkugobutso yang diterimanya, setelah sebelumnya dia sempat kuliah kurang lebih satu semester di Biologi UGM. Ini pun tak kalah hebatnya. Subhanallah.

Yang terakhir adalah aku sendiri. Riki Cahyo Edy. Sang dokter kecil. Pembaca geguritan (Puisi Jawa). Pemimpin upacara. Serta menjadi pejabat kelas yaitu bendahara kelas tetap dari kelas satu sampai kelas enam. Juga menjadi saingan berat Sang Juara bertahan dan akhirnya harus digeser oleh Sang Murid Baru. Riki sekarang bukan lah mahasiswa di Fakultas Kedokteran dimanapun. Bukan pula mahasiswa ISI (Institut Seni Indonesia). Juga bukan mahasiswa AKPOL. Riki adalah mahasiswa Ilmu Ekonomi IPB dengan segenap beberapa prestasi yang sempat diukirnya. Harus diakui prestasi-prestasi tersebut tak seberapa jika dibandingkan dengan prestasi dua teman di atas. Namun, prestasi tersebut akan sangat bermakna dan berarti besar bagi seorang yang untuk pertama kali merasakannya (Sebuah kalimat motivasi dari Pak Rahmat Yanuar, Dosen Agribisnis dan Pembimbing ketika menyusun PKM GT). Terima kasih pak. Kalimat tersebut membuat diri ini menjadi seorang yang lebih berarti di mataku, mata orang lain, dan Allah. Seharusnya kalau hidup itu linier, aku pun tidak akan jauh-jauh dari mereka dalam hal prestasi akademik. Tapi Ar-Rahim selalu memberikan cerita manis kepada setiap makhluk-Nya yang berbeda di antara yang satu dengan yang lainnya. Ya.. cerita manis, percayalah.

Waktu terus berputar. Semua bergerak. Berkompetisi dalam kebaikan. Fastabiqul Khoirat. Siapa pun yang lengah maka akan hilang waktunya, hilang masa mudanya dengan sia-sia. Para pencari Ilmu akan terus menjadi Sang Pembelajar sejati. Menggali dan terus berusaha memahami pedoman hidup yang telah diberikan Rabb-nya. Mereka sadar mereka lah yang harus menyesuaikan, telah terbukti dalam sejarah. Sebuah pelajaran lain adalah dalam hal kehidupan kita harus melihat kebawah. Ketika kita naik mobil lihat ke bawah banyak yang bersepada motor, yang bersepada motor lihat lah yang bersepada onthel dan seterusnya. Namun, soal prestasi, tidak ada kompromi, kalau ada orang bisa berprestasi kenapa kita tidak bisa? Kalau kata ibu dulu dengan berkobar-kobar, “Pasti bisa! Kita ini kan sama-sama makan nasi”. Aku pun mengkerutkan dahi, berpikir bahwa ibu tidak memikirkan kondisi anaknya. Tapi beliau benar, aku pun dapatkan poinnya, dapatkan sebuah pelecut semangat. Sampai sekarang.




"Kita melihat diri kita tentang apa yang bisa kita lakukan, sedangkan orang lain 
melihat diri kita tentang apa yang sudah kita lakukan"

Memaksimalkan Pulang Kampung

13/08/12

Bismillah Ar-Rahman Ar-Rahim
Terinspirasi dari materi yang dibawakan ustadz Yusuf Mansur dalam Wisata Hati beberapa hari kemarin tentang Memaksimalkan Pulang Kampung. Intinya apa yang akan kita lakukan ketika pulang kampung nanti. Jadi sebisa mungkin nih bagi kita yang mau mudik jangan hanya berdiam diri di rumah. Entah itu kita mau menkhatamkan Al-Quran, Silahturahim, Merancang Bisnis, maupun mau ngadain kegiatan sosial, dan masih banyak lagi. Masih inget juga saran dari mbak ifa (temen bem tpb dulu) "coba deh mas bicara sama ibu pasti akan banyak yang bisa kita temukan hikmahnya". Karena sekarang cuma (sebenarnya gak boleh bilang "cuma") bisanya bicara sama kakak atau adek jadi hanya diantara mereka saja, tapi karena yang lebih nyambung bicara sama kakak pertama (perempuan) jadi cerita-ceritanya sama kakak pertama.
Ternyata memang benar banyak hal yang aku gak tahu dan banyak sekali hikmah yang bisa diambil. Beberapa diantaranya tentang cerita bujuk rayu ibu biar kakak mau pake jilbab. Ada juga perjuangan kakak memakai jilbab di kantornya yang sempat ditentang salah satu pimpinannya sampai-sampai pimpinannya gak mau melihatnya sampai beberapa bulan tapi karena kakak kerjanya memang bagus akhirnya suasana di kantornya menjadi cair lagi. Tentang hikmah dibalik jatuh bangunnya bisnis kakak yang banyak sekali hikmahnya. Tentang rasa syukurku setelah tahu hikmah dibalik tidak diterima di SMA favorit dulu. Cerita berbagai kejadian di saat ayah ibu dulu sakit. Dan masih banyak lagi. Memang benar coba kalau teman-teman yang lagi mudik ni.. nanti coba ajak bicara khususnya dengan ibu ntar pasti banyak yang kita ketahi dan ambil hikmahnya. Terkadang kita memang terlalu cepat mengambil kesimpulan dari setiap tindakan saudara kita padahal kita belum tahu betul, maka ajak bicara lah mereka karena kita saudara. Di bulan Ramadhan, ini Moment yang pas!
Bagi aku sendiri agenda mengkhatamkan Al-Quran menjadi agenda wajib, selanjutnya merajut kembali tali silaturahim dengan teman maupun tetangga (yang ini memang kurang maksimal), selain itu mau belajar masak. Targetnya mau belajar buat nasi goreng, sayur kangkung, sama capcay. Laki-laki saja mau belajar masak, apa salahnya? Yang jadi masalah adalah buat perempuan karena semakin banyak aja pekerjaan perempuan yang diambil laki-laki. Iya kan? Ayo belajar masak!


Islam is A Comprehensive and Universal Way of Life


Assalamualaykum wr. Wb.
Alhamdulillah masih diberikan kesehatan dan kita tahu bahwa kesehatan adalah nikmat yang paling besar di dunia, nikmat sehat.
                Pada kesempatan kali ini saya ingin belajar sekaligus sharing tentang Bank Syariah. Tentu kita semua tahu pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia sedang tumbuh pesat. Seperti yang disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah dalam The 2AND Bank Indonesia International Seminar on Islamic Banking bahwa dalam 5 tahun terakhir rata-rata pertumbuhan perbankan syariah mencapai 40,2% melampaui perbankan konvensional sekitar 16,7% per tahun (www.bisnis.com, 13 agustus 2012). Namun, agar tuisan ini tidak terlalu panjang maka akan lebih baik saya posting secara bertahap, insyaallah.
                Pada bagian pertama ini akan kembali ditegaskan bahwa Islam adalah suatu system hidup yang lengkap dan universal (a comprehensive and universal way of life). Islam sebagai suatu sistem yang lengkap dan universal maka kehidupan ekonomi dan bisnis pun diatur di dalamnya. Allah menegaskan dalam surat al-Baqarah ayat 185, yang artinya :

                “….Apakah kalian beriman kepada sebagian Alkitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi yang berbuat demikian daripada kalian, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang amat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kalian perbuat.”

                Ayat tersebut mengingatkan selama kita menerapkan Islam secara parsial, kita akan mengalami keterpurukan duniawi dan kerugian ukhrawi. Sehingga Islam seharusnya tidak hanya diterapkan dalam bentuk ritualisme ibadah, diingat pada saat kelahiran bayi, ijab Kabul, dan penguburan mayat, tetapi juga diterapkan dalam dunia perbankan, asuransi, ekspor impor, dan lain sebagainya.
                Syariah yang dibawa Rasul terakhir mempunyai sifat komprehensif dan universal, sifat unik ini diperlukan sebab tidak akan ada syariah lain yang datang menyempurnakan. Komprehensif berarti merangkum seluruh aspek kehidupan baik ibadah (ritual) maupun muamalah (sosial). Universal berarti syariah islam dapat diterapkan kapanpun dan dimanapun sampai Hari Akhir nanti. Universalitas ini terutama terlihat dalam bidang muamalah yang tidak membeda-bedakan muslim dan non muslim. Seperti dalam suatu ungkapan yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali :

“Dalam bidang muamalah, kewajiban mereka adalah kewajiban kita dan hak mereka adalah hak kita.”

                Semoga tulisan ini bermanfaat, kurang lebihnya mohon maaf. Sampai ketemu di postingan selanjutnya, insyaallah.

Referensi : Buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik

Retorika Aksi

03/08/12


Bismillah Ar-Rahman Ar-Rahim..

Mungkin beberapa mahasiswa beranggapan bahwa aksi sudah tidak relevan lagi dengan zaman. Katanya sekarang adalah zamannya buat berkarya, beprestasi lewat lomba-lomba ilmiah, exchange ke luar negeri, dll. Katanya aksi bikin susah banyak orang, kemacetan yang ditimbulkan, apalagi kalau sampai ada bentrokan dengan aparat penegak hukum. Katanya aksi lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya.
Kalau ditanyakan kepada aktivis yang sering atau pernah ikut aksi, mereka mengatakan aksi itu penting dan perlu tapi sebagai jalan terakhir. Mereka juga mengatakan bahwa sesungguhnya siapapun pada dasarnya tidak menghendaki adanya aksi, aksi itu capek, berpanas-panasan, teriak-teriak, korban waktu harta dan bahkan mungkin jiwa. Untuk siapa? Mereka yang ikut aksi? Bukan! Jelas bukan, apalagi mahasiswa, mereka hanya ingin dengan keteguhan prinsipnya, idealismenya, ilmu yang terbatas, dan  mengandalkan hati nuraninya untuk memperjuangkan apa mereka pikir para mahasiswa yang tidak sesuai dengan tatanan normatif. Salahkah?
Toh.. aksi juga tidak setiap hari mereka lakukan, mereka juga seperti mahasiswa yang lain, belajar menimba ilmu adalah tugas nomor satu mereka.
# Tragedi Pembantaian Muslim Rohinya.
Beberapa hari terakhir aktivitas mahasiswa di jalanan mulai menggeliat. Menggeliat karena merasa kepanasan dengan berbagai peristiwa, isu, dan wacana yang sedang mengemuka. Beberapa peristiwa yang membuat mereka merapatkan barisan kembali adalah peristiwa pembantaian muslim Rohingya di Myanmar. Di negara pejuang HAM Suu Kyi yang mendapat nobel perdamaian itu, tragedi tersebut bisa terjadi, bahkan terkesan ditutup-tutupi, dan sekarang publik dunia menantikan teriakkan lantang dari aktivis tersebut seperti saat memperjuangkan demokrasi di negara anggota ASEAN tersebut yang tak kunjung terdengar. Apalagi Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah ketua ASEAN. Tak pelak mahasiswa pun hari ini (jumat, 3/8/12) turun ke jalan menyuarakan bahwa ini adalah tanggung jawab bersama seluruh manusia yang saudaranya sedang merasakan ketidakadilan sosial. Ini pun bukan masalah keagamaan, karena tak ada ajaran agama manapun yang mengajarkan kekerasan kepada pemeluk agama lain. Di tempat lain, hari ini (jumat, 3/8/12) organisasi gerakan mahasiswa KAMMI Daerah bogor bergerak menuju Tugu Kujang untuk melakukan aksi simpatik berupa penggalangan dana untuk membantu muslim Rohingya dari segi financial.
# Save Pemilihan Rektor IPB
Tak kalah semangatnya hari ini di depan Kantor MWA IPB dibawah koordinator BEM KM IPB melakukan aksi damai terkait mekanisme pemilihan Rektor yang haruslah terbuka dan melibatkan unsur mahasiswa. Ini penting karena mahasiswa lah yang akan merasakan kinerja dari hasil pemilihan Rektor yang akan dilaksanakan di bulan November 2012. Lagi-lagi ini adalah jalan terakhir, setelah sebelumnya mahasiswa IPB melakukan berbagai upaya diplomasi. Output-nya adalah hasil pleno yang dilakukan MWA IPB dengan voting 10:7 berkesimpulan ada PEMIRA Rektor dan mahasiswa dilibatkan.
Itulah sedikit upaya dari mahasiswa yang memilih turut serta berjuang di jalanan yang terkadang menjadi bulan-bulannan berbagai komentator, di kambing hitam kan atas macetnya lalu lintas, dituduh tidak berkarya. Padahal itulah karya nyata mereka, telah jelas riil secara kasat mata. Tak perlu menunggu hasil penelitian selesai, karya tulis ilmiah dipublikasikan media cetak maupun elektronik, atau menanti datangnya Pekan Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis kembali digelar. Jelas itu sebuah karya nyata mereka yang mengajak bergerak, membuka mata, dan hati untuk bersama-sama dalam kebaikkan sekaligus mencegah suatu ketidakadilan.
Semoga tulisan ini bermanfaat.

“Kalau mampu lawan dan cegahlah ketidakadilan, atau kalau tak mampu lebih baik banyak-banyaklah berbuat kebaikkan, kalau tak mampu keduanya jangan cegah lah orang untuk melakukan suatu kebaikkan”

DOA

01/08/12

Ya Allah.. Kalau keinginan hamba-Mu ini baik
Maka, dekatkanlah dan mudahkalah jalan untuk mencapainya
Namun, Jikalau hal ini buruk, maka.. Jauhkanlah
dan tujukkanlah jalan-Mu yang lurus
Sesungguhnya Engkau adalah Yang Maha Mengetahui
lagi Pemberi Yang Terbaik.
Amin

Tantangan Puasa Minoritas Muslim di Negeri China

22/07/12

Bismillah...

Rupanya bulan Ramadhan ini kembali memberikan inspirasi saya untuk berbagi cerita kepada teman-teman. Kebetulan satu tahun yang lalu ketika pergi ke China saat itu sedang bulan Ramadhan. Setiap muslim di seluruh dunia akan melaksanakan ibadah puasa satu bulan penuh tak terkecuali penduduk China. Puasa tahun lalu jatuh di bulan Agustus, sedangkan di China sedang mengalami musim panas. Sesungguhnya bagi saya cukup berat pada waktu itu untuk berpuasa, sebagai seorang musafir yang menempuh perjalanan sangat jauh merupakan salah satu alasan yang bisa menjadi alasan untuk tidak berpuasa. Namun ada suatu tekad khusus dari saya dan teman-teman untuk bisa merasakan bagaimana rasanya berpuasa di negara lain, di negara yang musim menjadi minoritas, di negara yang sangat sulit menemukan makanan yang halal, ditambah cuaca yang sangat panas.
Masih ingat kah dengan tulisan pertama saya di blog ini (berjudul : Road to Shanghai-China 2011)? Saat tiba di bandara kami dijemput oleh seorang supir chiness, kami sempat kaget ketika dalam perjalanan memenuhi undangan dari kepala sertifikasi pangan halal China di Masjid Pudong, beliau (pak supir) di dalam mobil ketika memasuki wilayah Pudong tiba-tiba mengenakan kopyah dan saat itulah kami menyadari bahwa beliau adalah muslim. Begitu tiba di Masjid Pudong perasaan senang lah yang ada karena sangat sulit sekali mencari Masjid atau Mushola di China. Masjid Pudong ini merupakan Islamic Centre di daerah tersebut, Masjid yang dominan bewarna putih ini tidak hanya sebagai tempat beribadah tetapi juga sebagai tempat pemotongan hewan, sehingga daging yang berasal dari Masjid ini halal.

Menjelang Maghrib kami pun di antar ke tempat wudlu, sebenarnya saya sedikit bingung kenapa tidak berbuka puasa dahulu terus wudlu dan shalat magrib. Yah.. karena orang baru saya ikut aja. Setelah wudlu kami di antar suatu ruangan, ternyata ruangan di lantai satu masjid tersebut adalah ruang makan dan dapur, di sana telah berjajar rapi orang-orang muslim China di tempat duduk dan di depannya ada meja yang berisi buah-buahan dan sejenis roti. Saat terdengar suara adzan, seketika ada seseorang berdiri di dekat pintu masuk ruangan memimpin doa berbuka puasa dan kami pun ikut berdoa bersama-sama. Hanya butuh waktu 10 menit untuk memakan makanan di depan kami, hehe..!! Semua orang dalam ruangan tersebut secara serentak keluar ruangan dan mengantri untuk cuci tangan dan langsung shalat berjamaah, jadi tidak wudlu lagi. Ketika shalat maghrib selesai tiba-tiba secara serentak kembali mereka berdiri, awalnya saya pikir mereka langsung kembali ke ruang makan dan makan makanan utama tapi ternyata mereka secara serentak berdiri dan mundur satu saff ke belakang dan melaksanakan shalat sunnah, subhanallah.. dalam hati. Itulah teman-teman berbagai kebiasaan warga muslim China di bulan Ramadhan, mereka sangat bangga dan survive dengan ke islaman mereka walaupun sangat tidak mudah menjadi seorang muslim yang taat di negara yang penduduk muslimnya sebagai minoritas. Bagaimana dengan kita? Semoga sebagai seorang muslim kita juga bangga dan survive apalagi kita berada di lingkungan yang sangat kondusif dan mendukung.

Ekonomi Syariah adalah ekonomi normatif?


                Saya merasa beruntung bisa mengambil minor ekonomi syariah sebagai kompetensi pendukung (minor) dari kompetensi utama (mayor) saya di bidang ekonomi dan studi pembangunan di kampus IPB.
Sempat merasa bingung dalam belajar karena seolah-olah kedua ilmu yang saya pelajari ini sangat bertentangan, namun lambat laun saya mengerti bahwa kedua ilmu ini sama penting dan saling mendukung. Ekonomi konvensional (sebutan dari ekonomi dan studi pembangunan) memiliki kelebihan dalam alat-alat analisis yang digunakan sehingga memacu agar kita bekerja ekstra dalam menyelesaikan persoalan, sedangkan ekonomi syariah menuntun kita untuk membuat suatu keputusan ekonomi yang baik.
                Nah, dari cara pengambilan keputusan inilah ekonomi syariah sering disebut sebagai ekonomi normatif. Normatif maksudnya adalah suatu pernyataan yang menyangkut apa yang diyakini seseorang seharusnya terjadi dengan pertimbangan apa yang baik dan apa yang buruk (pertimbangan nilai). Pembedaan antara pernyataan positif dan normatif sangat penting dalam konvensional karena akan memudahkan dalam menganalisis suatu hipotesis. Ketika belajar ekonomi konvensional pembedaan antara positif dan normatif membuat kita mempertahankan pandangan bagaimana dunia ini seharusnya berlangsung yang harus dipisahkan dengan pandangan tentang bagaimana dunia ini sesungguhnya berlangsung. Tentunya dengan pandangan konvensional bahwa segala keputusan ekonominya adalah benar menurut logika atau rasionalitas manusia, seperti dalam memberikan upah bagi buruh disesuaikan dengan keluaran yang dihasilkan buruh tersebut, berarti buruh yang termasuk dalam faktor produksi ini sama atau sederajat dengan faktor produksi lain misalnya dengan dengan bahan baku, mesin, gedung, dll, dengan kata lain ekonomi konvensional memberikan derajat yang sama kepada semua variabelnya. Sedangkan dalam ekonomi syariah faktor froduksi yang dibedakan hanya pada faktor manusia dan non manusia, menempatkan manusia sebagai faktor yang penting dan tidak bisa disamakan dengan faktor produksi yang lain.
                Dalam buku Ekonomi mikro islami, Ir. Adiwarman A. Karim berpendapat bahwa ekonomi syariah tidak terjebak dalam perdebatan positif atau normative. Ekonomi syariah memandang bahwa permasalahan ekonomi dibedakan dalam dua hal, yaitu ilmu ekonomi (science of economics) dan doktrin ilmu ekonomi (doctrine of economics). Menurut Baqir as-Sadr dalam karya monumentalnya iqtisaduna, Perbedaan antara ekonomi konvensional dan ekonomi syariah berada pada filosofi ekonomi, bukan pada ilmu ekonominya. Filosofi ekonomi syariah memberikan ruh pemikiran dengan nilai-nilai islami dengan batasan-batasan syariah, sedangkan ilmu ekonomi berisi alat-alat analisis ekonomi yang dapat digunakan.

………The economics doctrine is an expression of the way which society prefers to follow on its economics life and in the solution of its practical problems, and the science of economics, is the science which gives the explanation of the economic life, it economic events and its economic phenomena…….

Lebih lanjut ekonomi syariah adalah sebuah ajaran atau doktrin bukan merupakan ilmu murni karena apa yang terkandung dalam ekonomi syariah bertujuan memberikan suatu solusi hidup yang paling baik, sedangkan ilmu ekonomi menuntun kita memahami bagaimana kegiatan ekonomi berjalan. Dengan demikian ekonomi syariah bukan hanya sekedar ilmu, namun lebih dari hal tersebut yaitu ekonomi syariah sebagai sebuah sistem.

Memantaskan Diri

16/07/12

Bismillah..

Setiap orang pasti mempunyai mimpi/cita-cita yang ingin dicapai. Baik itu urusan bisnis, akademik, jodoh, dll. Mempunyai mimpi atau cita-cita merupakan suatu keharusan karena ini akan membuat kita selalu berusaha lebih dan berani untuk evaluasi diri. Namun, terkadang kita juga sangat kecewa apabila cita-cita tersebut tidak tercapai. Ikan koi ada di kolam dan ikan paus pastilah berada di lautan yang luas, ini merupakan salah satu perumpamaan bahwa cita-cita yang kecil akan kecil tantangan yang dihadapi dan cita-cita yang besar akan ada tantangan dan cobaan  yang besar juga. Hanya cita-cita yang besar yang bisa menggerakkan kita dan membuat kita semangat.
Bersikap pantas. 
Memantaskan diri mendapatkan apa yang kita inginkan merupakan cara yang baik karena kita akan lebih fokus mencari dan menjalankan syarat-syarat yang diperlukan, serta keikhlasan akan membuat kita nyaman dalam berlari meraih cita-cita.
Semangat Kawan...
It's Time to Change.. You Can Do It!!

Road to Shanghai-China (Agustus 2011)

06/07/12

Bagaikan kejatuhan durian runtuh itulah yang aku rasakan di tahun 2011, di tahun pertama aku kuliah di IPB. Namun teman-teman perlu tahu juga diantara kertas putih pasti ada noda hitam kecil, maksudnya tak serta merta sukses 100%. Hidup itu perjuangan, penuh pengorbanan, baik harta, fisik, maupun pikiran, dan Allah itu Maha Adil itu yang aku rasakan. Sekecil apapun usaha kita pasti dibayar Allah dengan kontan tidak kurang sedikitpun.
Pada tahun 2011 tersebut aku dan 6 teman yang lain memeperoleh kesempatan untuk pergi ke Shanghai-China dalam rangka presentasi paper. Tak mudah perjuangan pergi kesana, selain materi paper yang harus kami persiapkan dengan matang, kami juga harus memeras ide dan tenaga agar mendapatkan biaya yang jumlahnya cukup besar. Disilah Allah menunjukkan kebesaran-Nya, akhirnya H-2 kami bisa membeli tiket pesawat. Subhanallah.
Sebelum berangkat menuju ke Jakarta, aku sempatkan untuk bertemu dan makan bareng sama teman-teman Soskemah BEM TPB. Mereka adalah izza, nofi, nurul, nazula, ajron, mawardi, sayangnya rizka sang sekretaris soskemah, dan rifqi gak bisa hadir. Tak bisa dipungkiri selama di BEM bagiku mereka banyak memberikan inspirasi, mereka adalah teman-teman yang sholeh/hah, cerdas, dan semangat. Aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan tentang diriku waktu itu, tapi aku sangat berterima kasih telah diberikan kesempatan mengenal sosok-sosok yang luar biasa. Semoga kalian semua selalu mendapat keselamatan, amin.
Berangkat dari IPB naik angkot ke Baranangsiang, alhamdulillah kami sudah terlambat dan Bus Damri menuju Bandara Soekarno-Hatta sudah berangkat, akhirnya kita harus menyewa mobil APV untuk membawa kami ke bandara. Begitu sampai bandara kami shalat isya, dan menunggu pesawat take off. Saat itu aku lihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 00.00 dan 00.30 kami akan take off, tanpa berpikir panjang aku mengambil hp di saku celana dan menelepon kakak. Sebagai kakak yang baik pastilah dalam telepon aku mendapat banyak sekali nasehat, namun kita lebih banyak bercanda saja, menanyakan kabar adik dan ponakan yang masih lucu-lucunya. Begitu ada panggilan untuk masuk ke pesawat aku matikan hp, "udah dulu ya mbak, ini mau berangkat, assalamualaykum". "Waalaykumsallam", jawab kakak, kemudian hp pun aku matikan.
Terbang bersama Philipine Airlane, aku minta makanan seafood karena takut makanan yang lain tidak halal karena pilihan yang lainnya daging.Sebelum makan aku lihat-lihat dulu bungkusnya, aku cari label halal. Begitu aku lihat bungkus krupuk, ternyata krupuk tersebut buatan Indonesia kalau tidal salah dari Gresik-Jawa Timur, inilah salah satu contoh perdagangan internasional, kalau menurut David Ricardo Indonesia mempunyai comparative advantage dalam pembuatan krupuk daripada Philipina. Ketika kami berangkat waktu itu adalah bulan Ramadhan, tapi alhamdulillah kami tetap bisa berpuasa di dalam pesawat.
Delegasi IPB dalam "2011 APCBEES Shanghai Conferences"
Tiba di bandara Pudong-Shanghai kami dijemput seorang sopir dari MUI di China (lupa namanya). Begitu melihat wajah melayu kami, dia bertanya "Malaysian?". Jujur kami kesal sekali dibilang warga malaysia, karena waktu itu sedang hangat-hangatnya isu mengenai klaim budaya Indonesia oleh Malaysia.