Kita
kembali membicarakan bagaimana pentingnya menikmati peran. Kali ini saya mau
share tentang motif-motif seseorang melakukan pekerjaan, entah itu di sebuah
organisasi, tempat kerja, dll. Hal ini saya ketahui ketika datang ke acara MK
Klasikal dari KAMMI IPB dengan pembicara ka Eko, beliau adalah trainer dari
ULTRASEMANGAT Motivation.
Ada
tiga motif orang menjalankan pekerjaan :
1. 1.
Job
Yaitu
orang yang melakukan pekerjaan karena hal itu dipandang hanya sebagai tugasnya
yag harus diselesaikan. Orang-orang yang termasuk dalam kriteria ini tentunya
akan sangat bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan pekerjaannya, namun dengan
ciri-ciri utamanya bahwa mereka akan merasa sangat bahagia setelah mereka
selesai melakukan pekerjaan yang menjadi tugasnya tersebut. Perasaan yang
bahagia itu timbul karena merasa tugasnya itu adalah sebuah beban yang
membebani pundaknya, oleh karenanya semakin cepat pekerjaan itu selesai itu
tanda bahwa mereka akan terlepas dari belenggu yang membebani dan itu adalah
kabar baik bagi mereka.
2. 2.
Career
Yaitu
orang yang melakukan sebuah pekerjaan karena ada target-target tertentu yang
ingin dicapai. Tentunya orang yang berada pada kategori ini adalah mereka yang
setingkat lebih baik dari motif yang pertama. Contoh dari kategori ini misalnya mereka yang mengikuti suatu
organisasi karena ingin mengasah kemampuan komunikasi di depan publik, ingin
menambah jaringan, mendapatkan sertifikat organisasi, dll. Motif yang kedua ini
tidak ada salahnya jika banyak orang melakukannya. Bahkan banyak training
misalnya tentang bagaimana mempersiapkan diri pasca kampus ataupun yang lainnya
banyak mengajarkan hal ini. Motif carrier itu berada pada level midle dari yang
saya share disini. Tapi bagaimanakah jika tujuan atau target-target itu telah
tercapai? Misalnya seseorang yang aktif dalam suatu organsasi dengan motif
carrier dan di tahun pertamanya masih pada level bawah, kemudian beberapa tahun
kemudian dia menjadi pimpinan tertinggi di organisasi tersebut, lalu apakah
yang mendatangkan semangat ketika dia menjalani aktivitas sebagai pimpinan
karena tujuannya telah tercapai, telah usai. Begitupun pada dunia kerja yang
mungkin dialami oleh seorang direktur utama.
3. 3.
Calling
Sebenarnya
saya juga sulit untuk mendefinisikan, atau mencoba memahami makna dari training
yang saya ikuti saat itu. Calling atau disebut sebagai panggilan jiwa,
merupakan motif pada level tertinggi dari seseorang yang melakukan suatu
pekerjaan. Motif ini biasanya dimiliki orang yang telah berada pada level
tertinggi dari pekerjaannya. Bahkan, mereka yang ada pada kategori ini mungkin
akan sulit menjelaskan mengapa mereka tetap melakukan pekerjaan itu karena ini
adalah sebuah panggilan jiwa. Ciri utamanya adalah mereka tidak akan berhenti
bekerja walaupun pekerjaannya telah usai, mereka akan terus menggali menggali
dan menggali apa yang bisa dilakukan. Kalau saya menyebutnya motif calling ini
adalah sebuah panggilan jiwa yang memang datangnya dari Dzat yang tertinggi,
dari rasa keinginan untuk mengabdi kepada-Nya, dari sebuah implementasi tugas
kekhalifahan.
Di
posisi manakah kita berada?
Ketika mereka yang
menjalankan sebuah amanah yang sebetulnya dapat mendatangkan kemuliaan padanya,
namun rasa tidak nyaman karena amanah itu tidak sesuai yang mereka inginkan
maka semula seharusnya dengan amanah itu bisa membuatnya berada pada level
midle (carrier) atau bahkan berada pada top level (calling) menjadikannya turun
pada level terendah yaitu just job ,
hanya sebuah pekerjaan biasa yang tidak mendatangkan output.
Di sebuah Kereta Jogja-Jakarta,
Jumat, 29 November 2013
Pk. 21.33 WIB