Sebuah anugrah yang
besar untuk manusia adalah kebebasan dalam memilih peran. Setiap orang memiliki
kebebasan dalam memilih peran,apapun itu peran yang dimainkan dalam kehidupan
ini asalkan tidak melampaui batas justru sangat dianjurkan. Bukankah kita semua
tahu kalau sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat kepada yang
lain, iya kan? Jadi apa peran kita itulah yang yang menentukan seberapa
bermanfaat diri kita.
Setiap manusia
telah terberikan visi hidup, yaitu ibadah. Visi ini adalah given atau sudah ada yang sifatnya kekal. Tapi sungguh beruntung
jika kita mencoba mengerti tentang visi ini karena sering kita terjebak
mengenai arti ibadah yang dianggap akan membatasi potensi-potensi yang kita
miliki, tetapi justru sebaliknya IBADAH adalah guidenataupedoman yang mengarahkan agar potensi kita dapat
terbimbing. Terbimbing disini berati sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang
kita yakini kebenarannya.
Seseorang yang
telah terbimbing tidak akan melakukan kerusakan. Bukankah syetan adalah makhluk
yang paling protes dengan diturunkannya manusia ke bumi? Alasan syetan karena
manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat melampaui batas dan berbuat
kerusakan. Tapi Allah Maha Mengetahui dan telah memberikan visi hidup yang baku
kepada manusia.
Apapun peran kita
sekarang mari kita niatkan untuk ibadah. Tapi bagaimana kita tahu, apa yang
kita lakukan sudah dalam kategori ibadah atau belum? Itu sudah baik atau malah
buruk? Untuk menjawab pertanyaan ini tidak ada yang bisa menjawabnya kecuali yang
memberikan visi hidup untuk ibadah itu sendiri yaitu Allah SWT. Caranya dengan
mendekat kepada Allah SWT, mempelajari Al Quran-Nya, terus belajar dan terus
belajar. Sama seperti pembaca, penulis juga berusaha terus belajar dan
memperbaiki diri, jadi masih ada salah-salahnya, dan mohon maaf apabila saya
berbuat kesalahan dan menyakiti teman-teman. Terkadang proses itu lebih penting
dari hasil itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar