Setiap orang
pasti mempunyai rasa cinta dan cita. Kedua hal ini sama-sama penting bagi
kehidupan manusia. Dan orang-orang yang berhasil adalah orang yang bisa
melangkahkan kedua hal tersebut seirama. Kedua hal ini juga yang membuat hidup
seseorang menjadi lebih bermakna, mengharu biru, dan heroik.
Jika cinta
manusiawi lebih kuat mempengaruhi jiwa kita maka biasanya menjadikan seseorang
mudah terjatuh apabila harapannya tidak tersampaikan. Seperti Qais yang mati
bukan karena penyakit fisik tetapi karena jatuhnya jiwanya karena gagal merajut
hidup dengan pasangan yang ia inginkan. Terlihat tidak masuk akal tapi inilah
banyak menimpa kita.
Dengan tingkat
yang lebih rendah, cinta manusiawi kadang membuat diri kita menjauh dari teman,
keluarga, atau organisasi. Menjauh karena seakan dunia ini menjadi milik
berdua, mereka mereduksinya dan mempersempitnya. Kadang juga cinta manusiawi
membuat cita ternomorduakan, fokusnya tidak lagi ke cita karena sibuk memahami,
mengotak-atik, dan mengumbar isi hati.
Ada satu lagi
yaitu cita yang juga merupakan bagian dari cinta. Tetapi jenis cinta ini
berbeda dengan romantisme cinta manusiawi yang banyak merapuhkan jiwa manusia.
Ini disebut cinta misi. Cinta misi adanya adalah pemberian atau sudah ada yang
sifatnya mutlak. Apabila kita menyandarkan arti cinta misi sebagai bagian dari
seorang muslim, maka misi tersebut sebenarnya adalah ibadah. Dengan berbagai
jenis cita semua terbungkus dalam wadah ibadah. Misi ibadah inilah yang
menguatkan jiwa. Hanya saja yang perlu dipahami adalah ibadah tidak mempersempit
ruang cita, karena kita bebas memilih peran apa saja yang kita inginkan asalkan
terbimbing.
Tentu kita tidak
bisa menghindar dari cinta manusiawi sebagaimana makna umum yang kita mengerti.
Tidak bisa menghindar dan memang tidak perlu dihindari. Hanya saja membuat
kombinasi yang seimbang dari kedua jenis cinta tersebut membuat hidup kita
lebih bermakna dan terarah. Menjaga agar kita tidak runtuh di tengah jalan
kehidupan. Menjaga kesadaran dikala sedang bersedih. Menjaga kesadaran dikala
semangat. Menjaga kesadaran.