Selain
kegagalan, rintangan merupakan bentuk musibah lain yang menimpa para pahlawan.
Begitu salah satu bagian tulisan dari artikel yang berjudul musibah yang
ditulis oleh anis matta.
Begitulah
rintangan merupakan keniscayaan bagi kehidupan manusia. Tidak seorang pun
mendapatkan sesuatu yang diinginkan tanpa melalui suatu rintangan, entah itu
kecil atau besar. Rintangan merupakan musibah, tetapi rintangan juga kemuliaan.
Begitu firman Allah SWT bahwa belumlah sekali-kali disebut beriman apabila
belum menerima cobaan.
Rintangan yang
berubah menjadi kegagalan terkadang dapat meruntuhkan kita, kehilangan semangat
dan harapan. Suatu hal yang manusiawi. Sebagai manusia yang mempunyai sisi
emosional yang naik turun.
Tapi tak perlu
kita mati dalam kesedihan. Meratapi kegagalan. Menjadi manusia tanpa semangat
dan harapan tidak jauh berbeda dengan orang yang tidak bernyawa. Untunglah,
Allah SWT tidak menilai sukses gagalnya manusia dari hasil akhir, tetapi dari
niat dan dibuktikan dengan proses atau tindakan-tindakan sebagai pembuktian
dari keseriusan niat tersebut.
Oleh karena itu
perlu kepada setiap orang untuk mempunyai sistem imun yang kuat. Disitulah
uniknya orang beriman. Mereka melihat sisi lain dari setiap rintangan dan
kegagalan yang mereka terima. Mereka katakan bahwa rintangan adalah tantangan
dan kegagalan adalah titik tolak kebangkitan. Dengan paradigma berpikir yang
berbeda yang mereka bangun maka mereka menjadi manusia yang berbeda pula, bukan
hanya manusia yang mempunyai sisi manusiawi tetapi juga menjadi manusia misi.
“Apakah manusia itu mengira,
bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka
tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka,
sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar dan pendusta.”
(Q.S. al-Ankabut [29]: 2-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar